Selasa, 09 Februari 2010

Biaya Pengiriman Barang ke Eropa Murah daripada Papua

Biaya logistik pelabuhan di Indonesia tergolong masih tinggi. Bayangkan saja, biaya kirim barang dari Jakarta ke Eropa ternyata lebih murah ketimbang ke Papua.

Direktur Utama PT Pelindo II Richard Jose Lino menuturkan, jika biaya logistik tidak segera dibenahi, terutama di Jawa, Indonesia akan kehilangan daya saing.


"Biaya logistik dari Jakarta ke Medan bisa sekitar US$400 per TEU's, sama dengan dari sini ke Eropa," kata Lino di sela-sela kunjungan kerja Menteri Perindustrian MS Hidayat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Pusat, Sabtu, 16 Januari 2010.


Bahkan, biaya logistik dari Jakarta ke Singapura hanya US$70 per TEU's, sedangkan biaya dari Jakarta ke Papua bisa mencapai US$1.400 per TEU's. "Kalau tidak segera dibenahi biaya logistik antar pulau, lebih baik datangkan dari China saja," ujar Lino.


Ketidakmampuan pelabuhan di Indonesia menghadapi pasar bebas juga terlihat dari waktu tunggu (waiting time) kontainer yang cukup lama. Apalagi kalau untuk pengiriman
same day delivery, sepertinya sangat susah.


Lino mengakui, pelabuhan Tanjung Priok relatif lebih siap menghadapi perjanjian perdagangan bebas (FTA) Asean-China. Waktu tunggu di Priok hanya dalam kisaran tiga jam, sementara di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya misalnya bisa mencapai tujuh hari.


Tingkat biaya pelabuhan yang masih tinggi juga ditunjang dengan masih dimonopolinya jasa Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) oleh satu koperasi. Lino menjelaskan, biaya bongkar muat di Papua bisa mencapai Rp 1 juta per orang.


Menanggapi hal tersebut, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengaku akan membawa pekerjaan rumah tersebut ke rapat kabinet menteri ekonomi dalam waktu dekat ini. "Masalahnya, hingga saat ini masih banyak biaya liar di luar jasa pelabuhan. Biasanya, di setiap pelabuhan ada oknum-oknum," kata dia.


Masih tingginya biaya logistik Indonesia, menurut Hidayat, akan mengganjal kesiapan industri menghadapi perdagangan bebas Asean-China. "Mempersiapkan fasilitas pelabuhan merupakan upaya trade defense, selain negosiasi pos tarif," ujarnya.


Selain pembenahan pelabuhan, dia mengakui, pekan depan akan menemui kalangan perbankan untuk membicarakan biaya bunga yang masih tinggi.


Sementara itu, untuk meningkatkan kesiapan pelabuhan Tanjung Priok menghadapi FTA Asean-China, Pelindo II akan menambah investasi untuk mendatangkan crane di dermaga.


Rencananya, tahun depan akan ada peresmian tambahan investasi 13 crane yang akan didatangkan pada triwulan ketiga tahun ini. "Penambahan investasi crane di dermaga mendukung target kami untuk zero waiting time di tahun 2011," kata Lino. Dan semakin cepat akan semakin baik apalagi kalau
same day delivery.


Gencarnya investasi dan perbaikan, baik sistem maupun fasilitas di Priok, menurut Hidayat, perlu ditiru oleh pelabuhan di kota lainnya. "Kalau sistem di Priok juga diadopsi pelabuhan lain, kita akan lebih siap menghadapi FTA Asean-China," kata Hidayat.


bisnis.vivanews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar