Tampilkan postingan dengan label ramen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ramen. Tampilkan semua postingan

Rabu, 25 Agustus 2010

Openricer review

Akhirnya bisa review lagi...!!!

hahaha... kali ini mau review salah satu restoran buffet di Grand Indonesia..
Well.. THANKS To OPENRICE atau Vouchernya... Free 1 Person Meal at Cardamon..!!!

Restoran Cardamon ini terletal di lantai 5 Grand Indonesia.. Restorannya cukup nyaman, Desain nya a`la cafe italia gitu.. tapi sebenarnya masakannya asia abis,..
Untuk suasana dan kebersihan restoran Cardamon cukup oke.. Cuma agak mengecewakan ternyata di dalem boleh smoking.. dan tidak ada space khusus para smoker.. alhasil kamipun cukup kecewa.

Ok, Langsung aja ke makanannya ya

Cardamon Restaurant memiliki konsep self service buffet yang artinya kita tinggal ambil aja makanannya dari meja saji..

1. Appetizer

Disini appetizernya ada salad dan soup...
nah karena soupnya kelihatan lebih maknyus makanya kamipun mengambil soup jagung.. nah di pojok kiri kami melihat sushi terpajang... langsung deh naluri sushinya muncul..langsung aja kita ambil..
Soup jagungnya enak..jagungnya manis asli..tapi supnya jadi agak terlalu manis..gurih sih..
sushinya standar lah.. yang enak sushi yang dibungkus telur itu..bentuknya bagus..telurnya manis-manis asin gimana gitu..

2. Main Course
Spaghetti Oriental.. Spaghetti ini nggak tawar...enak banget...pedes, manis, gurih... yummy..

Gindara Fish Finger..
Ikan gindara goreng ini enakk banget...ikannya seger.. emang dasar gw suka ikan sih...mantap abis deh ikannya

Potato Wedges.. Potato Wedgesnya ga tawar..dikasih bumbu gitu.. jadinya enak deh..beda sama potato wedges di resto buffet lain..

Beef Ball Curry
Bola-Bola daging sapi ini dimasak agak sedikit mirip rendang, hanya saja bumbunya tidak pedas.. rempah-rempahnya nampol abis..

Chicken Thailand Curry
Ayam ini the best of the best food menurut kami di cardamon.. bumbu karinya begitu enakk.. rempah abis... bumbunya juga tidak pedas..Recommended

Nasi Goreng
Nasi Goreng di Cardamon rasanya halus dan tidak terlalu nampol. ringan rasanya..

Mie Aceh
Mie Aceh juga salah satu makanan yang kami rekomendasikan.. Mie-nya rempah banget..agak pedas dan gurih asinnya juga pas... sensasi rasanya buat penasaran... pengen nambah lagi...

Khusus untuk Nasi Goreng & Mie Aceh dipesan melalui Waiter..

3. Dessert

Banana Caramel
Pisang disini manis-manis asem..cuma karena ada karamelnya yang begitu melted itu menutupi rasa asamnya.. yang bikin saya tambah suka.. Pisang Karamel disini disajikan dalam keadaan HANGAT... padahal taro di piring gitu loh di deretan dessertnya..

Es Selasih
Es nya rasanya standar..Segar manis.. isinya selasih, Rumput laut, dan nata de coco.

4. Beverages

1. Hot Tea
Hot Tea disini ga asal2an.. Pake DILMAH TEA.. terus dikasih berbagai macam pilihan gula untuk ditambahin ke tehnya... yang lucu kjita dikasih sebuah biskuit Oreo di samping cangkir tehnya..

2. Strawberry Thai Tea..
Minuman ini enak banget..di atasnya juice strawberry gitu cuma strawberrynya ga terlalu hancur... kemudian dicampur teh thailand, dan susu kental manis di bagian dasarnya..manis, asam.. TOP!!!!


Keseluruhan, makan di cardamon ini berkualitas dan enak.. tidak seperti kebanyakan restoran buffet yang mementingkan kuantitas dibanding kualitas.. mungkin ini sebabnya di cardamon memiliki jargon Eat All You Can bukan All You Can Eat kali ya..

Untuk makanan per-orang Rp. 75000++ Plus pajak 17% Jadi sekitar 87ribu-an..
Untuk Hot Tea nya Rp 13.500 + 17%
Untuk Strawberry Thai Tea nya Rp 26.000 + 17%

Disini member openrice yang udah punya open rice Card juga dapet diskon 15%..

Keseluruhan, Restoran Cardamon bakal jadi Restoran yang selalu bikin rindu setiap penikmat makanan asia..

Source: www.id.openrice.com

See also: ramen, sushi tei




Selasa, 24 Agustus 2010

Sushi Rice

Sushi is made with white, short-grained, Japanese rice mixed with a dressing made of rice vinegar, sugar, salt, and occasionally kombu and sake. It has to be cooled to room temperature before being used for a filling in a sushi or else it will get too sticky while being seasoned. Traditionally, the mixing is done with a hangiri, which is a round, flat-bottom wooden tub or barrel, and a wooden paddle (shamoji).

Sushi rice (sushi-meshi or su-meshi 酢飯) is prepared with short-grain Japanese rice, which has a consistency that differs from long-grain strains such as those from India, Thailand, and Vietnam. The essential quality is its stickiness or glutinousness. Rice that is too sticky has a mushy texture; if not sticky enough, it feels dry. Freshly harvested rice (shinmai) typically contains too much water, and requires extra time to drain the rice cooker after washing. In some fusion cuisine restaurants, short grain brown rice and wild rice are also used.

There are regional variations in sushi rice and, of course, individual chefs have their individual methods. Most of the variations are in the rice vinegar dressing: the Kanto region (or East Japan) version of the dressing commonly uses more salt; in Kansai region (or West Japan), the dressing has more sugar.

Source: www.wikipedia.com

See also: ramen, sushi tei


Senin, 23 Agustus 2010

Leuit: Sedia Makan Sebelum Kelaparan

By: Ratih

Soal kebiasaan makan membutuhkan penelitian yang serius sebab hal ini melibatkan berbagai macam aspek budaya masyarakat yang bersangkutan. Soal makan bukan sekedar makan. Ada nilai-nilai yang dianut masyarakat tertentu sehingga makan bersama merupakan sesuatu yang bernilai sosial. Bukan sekedar demi kepentingan makan hari ini saja, kebiasaan menyimpan persediaan makan telah ada sejak ribuan tahun lalu. Lumbung padi merupakan salah satu contoh cara manusia simpan persediaan makan untuk beberapa lama. Pada masyarakat sunda di desa-desa, lumbung padi atau leuit memiliki beberapa kategori khusus. Ada 6 jenis leuit, yaitu:

1.Ratna laten adalah lumbung padi terbesar untuk menyimpan padi pupuhu sekaligus tempat untuk melaksanakan ritual ;
2.Leuit rumbia untuk menaruh padi huma (biji padi yang ditanam di ladang);
3.Leuit biang untuk menaruh padi sawah(benih nandur/ tanam sambil mundur);
4.3 buah leuit pangiring sebagai lumbung padi cadangan bila leuit yang lain penuh.

Tentunya perbedaan fungsi setiap leuit mencirikan pula stratifikasi sosial atau tingkatan yang ada dalam masyarakat tersebut. Rakyat biasa tidak bisa seenaknya mengambil padi persediaan milik pupuhu. Ratna laten idealnya memang bukan miliknya pribadi, meski pupuhu mendapat keistimewaan sebagai pemimpin. Seandainya ratna laten hanya dimiliki pupuhu, tentu tidak akan dijadikan sebagai tempat ritual yang bisa dimasuki orang lain dalam rangka perayaan setelah panen. Sayangnya, nilai-nilai sosial dalam masyarakat sunda sekalipun di desa semakin luntur. Kepemilikan bersama bukan lagi menjadi tujuan utama produksi makanan di desa. Semua tergantung usaha sendiri, bergerak masing-masing dalam memproduksi dan mengkonsumsi makanan.

Maka dapatkah kebiasaan makan berubah dengan mudah seiring dengan maraknya jenis makanan baru dari kota? Tentu saja, hal ini tergantung dari kelompok sosial yang mana seorang anak desa berasal. Bila ia berasal dari kelurga kaya raya yang memonopoli kepemilikan sumber pangan di desa, maka bisa jadi akses untuk mengenal makanan fast food demikian mudahnya. Namun, bagi masyarakat kelas bawah yang makan sehari-hari pun sulit, fast food ibarat makanan dari surga yang harga dan rasanya hanya diketahui dari mulut orang lain. Bayangkan saja, orang-orang kecil yang tidak memiliki pekerjaan hanya mengandalkan kemampuan mereka mencari makanan dari sungai atau kebun. Ikan yang bisa ditangkap atau umbi-umbian yang bisa dicerabut akarnya lalu diolah untuk makan sehari-hari. Untunglah kepedulian para pemilik restoran besar pada masyarakat yang kekurangan seperti itu sudah mulai terlihat. Misalnya saja, kegiatan-kegiatan sosial yang mereka programkan pada waktu tertentu. Program ini biasanya melibatkan selebritis yang turun desa. Acara rakyat yang merakyat justru semakin membesarkan nama restoran yang sebelumnya tak pernah tersentuh masyarakat desa. Kita nantikan gebrakan-gebrakan mengejutkan lainnya dari restoran sebagai leuit orang kota.

Daftar Pustaka:

Counihan, Carole and Penny Van Esterik (eds). 2008. Food and Culture: A Reader. New York: Routledge

Lihat juga: minuman, ice cream, ramen

Rabu, 18 Agustus 2010

Coffee Club

Bila anda pencinta kopi dan ingin meminum berbagai jenis kopi dari Indonesia dan International, singgahlah di Coffee Club Pacific Place.

Letak dari cafe ini agak terpencil memang, karena berada di sudut lantai satu Pacific Place. HANYA SAJA, bagi anda yang alergi dengan asap rokok.. sebaiknya jangan ke sini. Memang, mereka menyediakan ruangan bagi perokok, dan non perokok. Tetapi begitu kita masuk ke dalam cafe ini, asap rokok sangatlah terasa.

Karena sudah agak lama "mampir" ke Coffee Club, jadi saya lupa nama minuman yang kita pesan. Setahu aku, aku memesan "aged Sunmatera Mandheling" dan temanku memesan minuman yang ada "pisang"nya dan lemon tea... Jadinya aku akan mereview kopi dan ruangan di Coffee Club ini saja.

Untuk Kopi, di sini menyediakan berbagai macam kopi dari dalam dan luar negeri. ada dari Jawa, Sumatera, Kenya, dan lain-lain. Pada menu-nya, mereka melampirkan ukuran2 dari BODY, ACIDITY dan AROMA-nya daskala satu sampai enam bintang. Mereka menggunakan biji kopi ARABIKA, jadinya bisa dibilang "kualitas" kopi yang tinggi.

Karena menjelaskan kopi Arabika, tidak ada salahnya saya menjelaskan lawan dari Arabika, yakni ROBUSTA. Sebenarnya perbedaan jelas dari robusta dan arabika adalah dari 'harga"nya. Robusta memiliki harga yang lebih rendah (murah). keunggulan Robusta adalah mereka dapat tumbuh di berbagai kondisi lingkungan dibandingkan dengan Arabika. Kemudian waktu yang lebih singkat untuk menghasilkan biji kopi (sekitar 2-3 tahun) dibandingkan dengan tumbuhan kopi Arabika (3-4 tahun). Hanya saja, kadar kafein di Robusta lebih tinggi dari Arabika. Tetapi tidak jarang campuran kopi Arabika dan Robusta itu menghasilkan kopi yang wangi dan lezat.

OH iya, Karena wangi dan rasa kopi tergantung dengan lingkungan dan cuaca, maka kita bisa menebak "pohon" apa yang tumbuh di sekitarnya. ada yang kebuah-buahan, kekayu-kayuan dan sebagainya.

Coffee Club, menyediakan berbagai macam kopi Arabika dari dalam dan luar negeri. Ada yang harganya "WOW" dan ada juga yang standart. Tapi karena mereka menggunakan arabika, jadinya tidak salah jika kopi hitam yang di jual berada di atas 20.000 IDR.

Seingatku yang menarik perhatianku adalah adanya Aged Sumatera Mandheling. Karena ini adalah cafe ke dua aku menemukan kopi "lama" atau kuno. (pertama di Malang dengan nama cafe "JAVA DANCE COFFEE") Jadinya, aku segera memesan itu. Sayangnya, mereka juga menggunakan expresso machine untuk mengolah kopi-nya. jadi wangi dan kekentalannya menurun. Tetapi uniknya mereka memberikan kue kering di samping cangkirnya menemani kopi pahitnya.

Ruangan di Coffee Club sangatlah romantis. Aku katakan romantis karena pencahayaannya yang remang-remang, dan dekorasinya yang cantik membuat suasana "cafe" ini menjadi indah. Mereka memasang lagu-lagu yang easy listening juga dengan volume yang cukup. Tidak terlalu besar yang bisa mengganggu nikmatnya bercanda gurau dengan teman-teman.

OH...Coffee Club juga menyediakan berbagai macam makanan baik ringan sampai berat. Yang sempat terlihat dan tergoda adalah ketika melihat pancake-nya. Sayangnya kami sudah keburu kenyang karena sebelumnya makan di RAMEN 38. jadi kami hanya nongkrong di sana untuk menunggu macet dan mengobrol.

Overall, bagi anda pecinta koppi, tidak ada salahnya mencoba Coffee Club. Karena cukup romantis dan tenang, baik untuk berdua dengan kekasih, beramai-ramai dengan teman, maupun sendirian sambil menikmati buku kesukaan.

Salam

(Foto kali ini aku gabung, dikarenakan resolusi yang rendah... maklum menggunakan kamera dari handphone... lol)

Source: www.id.openrice.com

See also: sushi, sushi tei

Selasa, 20 Juli 2010

Kinds of Ramen Soup

Ramen soup is generally made from stock based on chicken or pork, combined with a variety of ingredients such as kombu (kelp), katsuobushi (skipjack tuna flakes), niboshi (dried baby sardines), beef bones, shiitake, and onions, and then flavored with salt, miso, or soy sauce. Other styles that have emerged later on include curry ramen and other flavors.

The resulting combination is generally divided into four categories (although new and original variations often make this categorisation less clear-cut):

  • Shio ("salt") ramen is probably the oldest of the four and, like the Chinese maotang (毛湯). It is the lightest ramen, a pale, clear, yellowish broth made with plenty of salt and any combination of chicken, vegetables, fish, and seaweed. Occasionally pork bones are also used, but they are not boiled as long as they are for tonkotsu ramen, so the soup remains light and clear. Shio is generally the healthiest kind of ramen; fat content tends to be low, and fresh vegetables like cabbage, leeks, onions, and bamboo shoots typically adorn the simple soup and curly noodles. Chāshū is sometimes swapped out for lean chicken meatballs, and pickled plums and kamaboko are popular toppings as well. Noodle texture and thickness varies among shio ramen, but they are usually straight rather than curly.

  • Tonkotsu ("pork bone") ramen usually has a cloudy white colored broth. It is similar to the Chinese baitang (白 湯) and has a thick broth made from boiling pork bones, fat, and collagen over high heat for many hours, which suffuses the broth with a hearty pork flavor and a creamy consistency that rivals milk or melted butter or gravy (depending on the shop). Most shops, but not all, blend this pork broth with a small amount of chicken and vegetable stock and/or soy sauce. Currently the latest trend in tonkotsu toppings is māyu (マー油/麻油), a blackish, aromatic oil made from either charred crushed garlic or Sesame seeds. The noodles are thin and straight. It is a specialty of Kyūshū and is often served with beni shoga (pickled ginger).

  • Shōyu ramen typically has a brown and clear color broth, based on a chicken and vegetable (or sometimes fish or beef) stock with plenty of soy sauce added resulting in a soup that’s tangy, salty, and savory yet still fairly light on the palate. Shōyu ramen usually has curly noodles rather than straight ones, but this is not always the case. It is often adorned with marinated bamboo shoots or menma (麺媽), green onions, kamaboko (fish cakes), nori (seaweed), boiled eggs, bean sprouts and/or black pepper; occasionally the soup will also contain chili oil or Chinese spices, and some shops serve sliced beef instead of the usual chāshū.

  • Miso ramen is a relative newcomer, having reached national prominence around 1965. This uniquely Japanese ramen, which was developed in Hokkaidō, features a broth that combines copious amounts of miso and is blended with oily chicken or fish broth – and sometimes with tonkotsu or lard – to create a thick, nutty, slightly sweet and very hearty soup. Miso ramen broth tends to have a robust, tangy flavor, so it stands up to a variety flavorful toppings: spicy bean paste or tōbanjan (豆瓣醤), butter and corn, leeks, onions, bean sprouts, ground pork, cabbage, sesame seeds, white pepper, and chopped garlic are common. The noodles are typically thick, curly, and slightly chewy.

Source: www.wikipedia.com


See also: wine

Rabu, 16 Juni 2010

Sukiyaki

Sukiyaki (すき焼き, スキヤキ ?) adalah irisan tipis daging sapi, sayur-sayuran, dan tahu di dalam panci besi yang dimasak di atas meja makan dengan cara direbus. Sukiyaki dimakan dengan mencelup irisan daging ke dalam kocokan telur ayam.

Sayur-sayuran untuk Sukiyaki misalnya bawang bombay, daun bawang, sawi putih, shungiku (nama daun dari pohon keluarga seruni), jamur shiitake, dan jamur enoki. Sebagai pelengkap ditambahkan ito konnyaku atau shirataki yang berbentuk seperti soun berwarna bening atau sedikit abu-abu.

Sukiyaki memiliki dua versi, Sukiyaki versi daerah Kansai dan Sukiyaki versi daerah Kanto yang berbeda cara penyajian, jenis bumbu dan rasa.

Menurut Sukiyaki versi Kansai, Sukiyaki hanya dimasak dengan bumbu kecap asin dan gula pasir, sedangkan Sukiyaki versi Kanto dimasak menggunakan saus Warishita yang merupakan campuran dashi, kecap asin, gula pasir, dan mirin yang dimasak terlebih dulu.

Menurut cara Kansai, potongan lemak sapi dicairkan di dalam panci sebelum memasukkan irisan daging sapi. Bumbu berupa gula pasir dan kecap asin dituangkan sekaligus dalam jumlah banyak di atas daging yang sudah matang lalu diaduk-aduk dengan sayur-sayuran hingga matang. Menurut cara Kanto, bumbu warishita dididihkan dulu di dalam panci sebelum semua bahan dimasukkan.
sumber: wikipedia
lihat juga: ramen, sate, sushi

Selasa, 15 Juni 2010

Promo di Chatter Box

Sebelumnya: nasi goreng, sushi, restoran
Promo bertajuk “Sing…Sing…Sing …Singapore food@Chatter Box ” belum lama ini digelar di Chatter Box Grand Indonesia memperkenalkan menu-menu andalan Chatter Box dengan tema makanan khas Singapore yang menggoda selera. Beberapa menu unggulan khas Singapore tersebut seperti Roast Duck with hainan Rice, Walking Hainan Chicken Rice , Fried Hokkian Mie dan Rojak Singapore. Semua hidangan bercitarasa otentik tersebut diracik secara khusus oleh chef asal Singapura, George Lee yang sekaligus merupakan Executive Chef Chatter Box.

Untuk makanan pembangkit selera Anda bisa mencoba Chatter Box Prawn Laksa, laksa special yang disajikan dengan lontong dan mie hongkong dari Chatter Box ini punya rasa gurih yang kental dan lezat. Laksa Chatter Box memiliki perbedaan dengan laksa yang yang pernah kita temukan selama ini. Selain menggunakan susu segar sebagai campuran kuahnya, laksa ini dan semua makanan di Chatter Box dijamin bebas MSG.

Buat pecinta Rojak bisa mencicipi rujak khas Singapore yang dikenal dengan sebutan Rojak Singapore. Meskipun tampilannya mirip dengan rujak buah tetapi racikan bumbunya sangat berbeda dengan rasanya yang pedas, manis dan segar.

Chatter Box menggelar promo “Sing…Sing…Sing…Singapore food” ini di 8 outlet Chatter Box di Jakarta hingga 15 Juli 2010. Selama masa promo pengunjung bisa menikmati ½ harga untuk setiap pembelian menu ke-2 khusus bagi hidangan Singapura.

sumber: openrice

Minggu, 13 Juni 2010

khas makanan di negara berbeda-beda

Makanan pasti dimakan oleh seluruh manusia di dunia ini. Kebutuhan makanan setiap orang di dunia ini berbeda. Orang yang tinggal di Kutub Utara dan Kutub Selatan, membutuhkan banyak makanan untuk membantu menghangatkan dirinya agar suhu tubuhnya tetap normal. Sedangkan bagi orang yang tinggal di daerah tropis, mereka justru membutuhkan banyak minuman dibandingkan dengan makanan. Selera makanan orang di setiap negara pasti berbeda, sehingga setiap negara mempunyai makanan khas sendiri. Di Amerika Serikat, rata-rata penduduknya memakan pizza, hamburger dan hot dog sebagai makanan pokok mereka. Di Indonesia, rata-rata penduduknya memakan nasi sebagai makanan pokok mereka. Begitupun dengan Eropa dan negara-negara lainnya. Jadi, dapat dipastikan, bahwa setiap negara mempunyai makanan khas masing-masing.
sumber: wikipedia
lihatjuga: pizza, nasi goreng, ice cream, ramen