Tampilkan postingan dengan label soto. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label soto. Tampilkan semua postingan

Senin, 23 Agustus 2010

Rebus atau Panggang? Pilih Olah Makanan Terkait Gengsi dan Tabu

By: Ratih

Pilihan soal makanan yang direbus atau dipanggang sebenarnya sepele bagi kita. Kita pilih soto dengan potongan daging kecil yang direbus karena kita ingin makan siang dengan menu ini. Lalu kita pilih steak untuk makan malam karena kita terbayang rasa lezat daging has dalam nan empuk yang disajikan dengan saus lada hitam, misalnya. Chinese food atau western food tak masalah. Berbeda dengan masyarakat di ujung sana, di negeri antah berantah pada masa lalu atau masa kini. Pilihan soal makanan yang direbus atau dipanggang menjadi penting karena berkaitan dengan konsep hidup mereka. Soal gengsi dan tabu.

Linguistik mengenal konsep konsonan dan vokal. Konsep ini dikenal pula dalam dunia kuliner. Konsonan bisa diartikan sebagai sesuatu yang tertutup sedangkan vokal berarti terbuka. Segala hal yang berhubungan dengan tata cara masak yang sekiranya tabu, tidak akan dilakukan. Misalnya saja, pilihan antara membakar dan merebus pada suku asli di New Caledonia berkaitan dengan hubungan mereka antara alam dan teknologi. Penggunaan panci dan alat panggang merupakan sebuah gengsi tersendiri. Sebuah bukti peradaban. Teks dari Aristoteles yang ditemukan oleh Salomon Reinach mengindikasikan bahwa orang Yunani dahulu kala selalu memanggang makanan. Suku Poconachi di Meksiko panggang makanan hanya setengah matang karena setengah matang berarti berada di tengah-tengah dunia.
Makanan yang direbus merupakan “endo-cuisine” disediakan untuk kepentingan domestik, kelompok kecil, sedangkan makanan yang dipanggang ialah “exo-cuisine” yang disajikan untuk para tamu. Di Perancis, ayam rebus untuk keluarga sedangkan daging panggang untuk perjamuan tamu.
Pada Suku Guayaki di Paraguay, mereka panggang semua makanan, kecuali saat sebuah ritus kelahiran anak, daging harus direbus. Sedangkan suku Caingang di Brazil melarang daging rebus untuk para janda dan duda atau siapapun yang sudah membunuh musuhnya (Strauss. 1997).

Waduh, serem juga ya Suku Caingang..melibatkan soal bunuh membunuh segala dengan makanan. Pastinya kita disini tidak berhubungan dengan gengsi atau tabu dalam memilih makanan, kecuali tempat makan mana yang kamu pilih. Soal jenis makanan tergantung selera. Beruntunglah kita tidak memiliki aturan baku seperti di masyarakat lainnya yang telah disebutkan tadi. Mau makan apapun tak terkait dengan norma. Jadi nikmati makanan yang jadi pilihan kamu, tentunya dengan pertimbangan rasa, harga dan suasana restoran yang akan didatangi.

Daftar Pustaka:

Levi- Strauss, Claude. 1997. “The Culinary Triangle” dalam Food and Culture. Carole Counihan and Penny van Esterik (Editor). Oxon: Routledge

See also: dim sum, soto

Selasa, 10 Agustus 2010

Hakikat Puasa

Puasa ramadhan bukan hanya menahan lapar dan haus tetapi bagaimana kita menahan seluruh hawa nafsu kita dan mengendalikannya mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari

Perintah puasa difirmankan Alloh swt pada Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 183
"Yaa ayyuhaladziina aamanuu kutiba alaikumus siyaamu kamaa kutiba 'alalladziina min qablikum la allakum tataquun"
Artinya:
“ Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan ke atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan ke atas umat-umat yang sebelum kamu, semoga kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa."

Puasa adalah menahan. secaara artian adalah menahan keinginan hawa nafsu(atau jasad/diri).namun justru malah menjalankan keinginan keinginan Allah lah yang terkandung di dalam AlQuran. sehingga lebih optimal lagi dalam menjalankan ibadah yang Allah inginkan.

perintah puasa lebih menekankan kedalam aktifitas sendi kehidupan. dimana mampunya kita untuk menahan hawa nafsu kita (bahkan hingga makan dan minum pun kita tahan) kemudian menjalankan keinginan Allah sepenuhnya. sehingga meraih Taqwa

perintah pusa jatuh pada madinah. dimana dikondisi ummat islam saat itu baru saja hijrah dari mekkah setelah di tekan dari berbagai sisi kehidupan.. namun di sinilah terlihat sifat kesabaran(tidak lemah, tidak lesu, pantang mundur) dari semangat ummat islam untuk bangkit menyebarkan ayat-ayat Allah.ke seluruh wilayah

Adapun Syarat dimana Orang itu wajib Berpuasa adalah:
1. Beragama Islam
2. Berakal sehat
3. Baligh (sudah cukup umur)
4. Mampu melaksanakannya
5. Orang yang sedang berada di tempat (tidak sedang safar)

dan ketika saatnya berbuka tidaklah penting dimana dia berbuka dengan apapun baik dengan sate atau steak maupun soto yang penting adalah berbukalah dengan yang yang manis karena itu yang dianjurkan.

Soto

Etymology

Nasi uduk literally means mixed rice in Indonesian. The name describes the dish preparation itself which requires more ingredients than common rice cooking and also varieties additional side dishes.

Preparation

Nasi uduk is made by cooking rice soaked in coconut milk instead of water, clove, cassia bark, and lemongrass.

Nasi uduk is commonly served with emping (melinjo chips), empal, fried chicken, and fried onion sprinkled on the top of the rice. Additional side dishes might be added according to one's taste. Chili sauce is also common in nasi uduk preparation.

Popularity

Nasi uduk is a popular dish for the busy commuters in Jakarta, mainly because it's both affordable (one serving costs on average Rp5000,- or about $0.50). It can be found throughout the day, some roadside stalls open exclusively in the morning, noon, or night, depending on the demographic of the surrounding areas. Stalls located near schools usually open at noon, while the ones near offices usually opens at night.

Source: www.wikipedia.com

See also: soto, restoran, makanan

Kamis, 29 Juli 2010

Soto Ayam Ambengan Surabaya

Soto Ayam Ambengan adalah salah satu makanan khas kota Surabaya.

Berbeda dengan Soto Ayam dari daerah lainnya di Indonesia, makanan khas Surabaya ini warna kuahnya lebih kuning pekat karena memakai kunir dalam pembuatannya.

Nama Soto Ayam Ambengan adalah berasal dari depot Soto Ayam Pak Sadi yang terletak di Jalan Ambengan Surabaya. Depot Soto Ayam Pak Sadi ini sudah berdiri sejak tahun 1970 dan terkenal dengan rasa koya sotonya yang khas. Karena terkenalnya kelezatan soto ayam tersebut, maka masyarakat umum menyebut semua soto ayam khas Surabaya sebagai Soto Ayam Ambengan.

Soto Ayam Ambengan terdiri dari daging ayam (daging, jerohan, kulit, brutu), telur, nasi putih, bihun, kubis cacah dan kuah kaldu ayam. Biasanya para pecinta makanan ini kemudian mencampur makanannya dengan koya (bubuk yang terbuat dari parutan kelapa, tumbukan kerupuk udang, dan bawang putih), kerupuk, sambal, dan jeruk nipis. Ada pula yang kemudian masih menambahkan kecap manis atau kecap asin sesuai selera.
Sumber: wikipedia

Lihat Juga:
Restaurant
restoran

Senin, 26 Juli 2010

ciri khas pengat

Pengat adalah sebuah masakan khas masyarakat Gayo. Bentuk makanan ini lebih mirip dengan pepes dan dimasak tidak menggunakan daun, melainkan dimasak seperti pembuatan gulai tetapi dimasak hingga tidak berkuah. Pengat biasanya dibuat dari berbagai jenis ikan, khususnya ikan yang digunakan oleh masyarakat Gayo seperti ikan bawal hitam ataupun merah dan ikan depik.

Pengat mempunyai ciri khas dengan keasaman rasanya. Campuran antara air jeruk dan sedikit asam sunti dapat menghasilkan cita rasa yang khas. Jenis makanan ini dibuat tidak berkuah, dipastikan ikan benar-benar matang dan bercampur dengan bumbu. Biasanya memerlukan waktu 1 hingga 2 jam untuk membuatnya. Pengat Gayo biasanya menjadi ciri khas ketika ada acara-acara tertentu seperti Mangan Morom atau makan bersama, pesta perkawinan dan penerimaan tamu agung.

Ikan bawal adalah salah satu favorit ibu rumah tangga di Gayo untuk dijadikan Pengat, hal ini disebabkan dagingnya terbilang banyak dan tekstur juga cocok untuk dijadikan pengat.

Nikmati Juga:
nasi goreng
Soto
sate

Senin, 19 Juli 2010

Mozarella

Mozzarella adalah keju Italia yang dibuat dengan cara diputar dan dipotong, karena dalam bahasa Italia, mozzare berarti memotong. Keju ini dibuat dari susu sapi ataupun susu kerbau. Mozzarella di bufala dibuat dari susu kerbau, sementara mozzarella fior di latte dibuat dari susu sapi yang di pasteurisasi.Mozzarella segar umumnya berwarna putih, namun dapat berwarna kuning terang tergantung makanan sapi/kerbau yang diambil susunya.Tekstur keju ini lembut dan berkadar air tinggi. Pada umumnya, keju yang dibuat pada hari itu, dimakan pada hari itu juga. Walaupun demikian, keju ini dapat bertahan hingga satu minggu bila direndam di air garam Mozzarella dengan kadar air yang rendah dapat disimpan di lemari es hingga satu bulan, dan dapat bertahan lebih lama bila dijual dalam kemasan hampa udara. Mozzarella berkadar air rendah yang sudah diparut dapat disimpan hingga 6 bulan. Keju ini digunakan pada pizza, lasagna, atau dimakan dengan irisan tomat dan basil pada hidangan insalata caprese.
sumber: wikipedia
Lihat juga:
wine
soto
laguna

Selasa, 13 Juli 2010

Masakan Khas Jawa Tengah

Berikut adalah makanan khas yang terdapat di Jawa Tengah, menurut kabupaten/kota:

Purwodadi
: swikee, nasi becek, kecap, sale pisang
Banjarnegara: dawet ayu, buntil
Semarang: Lunpia/lumpia, soto ayam, sate sapi, bandeng presto, nasi goreng babat, ayam goreng kraton tulang lunak, kue-kue pia, sate kambing bumbu kecap, martabak malabar, kue bandung, tahu petis, tahu gimbal, wingko babat
Boyolali: marning (jagung goreng), paru goreng, brem cap suling gading, krupuk rambak
Blora: Sega Pecel, sate ayam blora, soto ayam blora, tahu campur
Brebes: telor asin, sate kambing (di Tanjung. Brebes hingga kini dikenal sebagai sentra penghasil bawang merah
Demak: nasi garang asem, sambel blimbing wuluh, kwaci (Demak pernah terkenal sebagai sentra penghasil semangka)
Jepara: es gempol (es pleret), rondo royal (tape goreng), klenyem (ketela parut goreng isi gula merah), kuluban (urap: nangka muda, kacang panjang dan daun mudanya, tauge/kecambah mentah, buah petai cina mentah), pecel ikan laut bakar dengan sambal santan kelapa, sate udang, terasi jepara, tempong (blenyik) ikan teri, durian petruk
Klaten: ayam goreng kalasan, bebek goreng, emping mlinjo
Kudus: soto ayam, sate kerbau, lentog, dodol, jenang kudus, madu mongso
Pati: nasi gandul, sate ayam,
Pekalongan: nasi gandul, soto tauco (tauto), nasi megono
Pemalang: nasi grombyang, lontong dekem, sate loso
Purwokerto: tempe mendoan, gethuk goreng, soto sokaraja / sroto sokaraja, nopia
Purworejo: kue lompong, clorot (semacam dodol yang dibungkus daun kelapa secara memilin), gebleg (baca ge- seperti e pada kata senang dan -bleg seperti e pada kata becek), kue satu, dawet hitam, lanting
Purbalingga: rujak kangkung, tahu gecot, soto kriyik, es duren, klanting
Rembang: bandeng duri lunak (di Juwana), sirup kawis-ta
Salatiga: bakso urat, bakso babat, kripik paru, ting-ting gepuk
Solo: gudeg, sate kambing, thengkleng, srabi solo, nasi liwet, timlo solo, racikan salat, krupuk karak/gendar, bakso popular ukuran bola golf, tahu acar, sayur tumpang
Sragen: nasi garang asem, sate sragen,
Sukoharjo: welut goreng
Tegal: "teh poci" (teh yang diseduh dalam poci tanah liat kecil dan diminum dengan gula batu), sate tegal (sate kambing muda khas Tegal), sate bebek majir, pilus, krupuk antor, nasi bogana (nasi megono), Sauto (soto ayam/babat khas Tegal dengan bumbu tauco). Tegal hingga saat ini dikenal sebagai sentra penghasil teh.
Wonogiri: gaplek, tiwul
Wonosobo: mie ongklok, sagon, tempe kemul, geblek, wedang ronde, manisan carica, keripik jamur, dendeng gepuk
Ungaran: tahu baxo, sate kempleng, krupuk bakar
sumber: wikipedia