Selasa, 15 Juni 2010

Merancang Dekorasi Pelaminan Adat Tradisional

Dekorasi pelaminan tradisional memegang peran utama dalam menciptakan suasana sakral. Hal ini diakui oleh Hadi Suryo, pemilik Suryo Decor, yang kerap mendekorasi pelaminan tradisional. Menurutnya, kehadiran dekorasi tradisional merupakan cermin jati diri mempelai yang sesungguhnya. Banyak hal yang menarik dari sebuah dekorasi tradisional, sama halnya dengan mempelajari budaya Indonesia. “Dengan mempelajari budaya Indonesia, khususnya mengenai pelaminan-pelaminan daerah, saya jadi tertantang untuk membuat konsep dekorasi pernikahan, termasuk dekorasi pelaminan dengan sentuhan modern,” papar Hadi antusias.

Meski lebih sering mendekorasi pernikahan tradisional Jawa, namun Hadi beberapa kali diminta untuk mendekorasi pelaminan adat Aceh, Palembang, Tapanuli Selatan, Banjarmasin, dan Sumatra Barat. Setiap adat memiliki keunikannya masing-masing. Seperti Gebyok (penyekat atau pembatas ruangan) yang adalah ciri utama yang biasa digunakan dalam pernikahan tradisional Jawa. Pada dekorasi tradisional Minangkabau, biasanya menggunakan atap rumah gadang (bagonjong). Kemudian dipadu dengan kain, payung kertas atau kain, serta lampu klasik khas masing-masing daerah, dan patung. Patung biasa dipergunakan untuk adat Bali, Jawa, Papua, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Warna-warna dekorasi tradisional didominasi oleh warna cokleat, hijau, merah. Saat ini, calon pengantin lebih banyak memilih dekorasi pelaminan bergaya campuran, tradisional, dan modern. Item yang ditambahkan bisa berupa kristal, lilin, dan benda lain yang bernuansa Eropa. Apa pun adat yang dipakai calon mempelai, Hadi tetap mengusung ciri khas dalam dekorasinya, yaitu sederhana, namun tetap memiliki kesan elegan dan mewah.

Sumber : Detikforum

Temukan semuanya tentang Bisnis & Pasang Iklan: Iklan & Jasa - Iklan Baris & Iklan Gratis – Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar